Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Jumat, 03 Oktober 2014

ANALISIS I TUGAS WEDA (YAJURVEDA DAN SUTI & STAVA)

I.   KITAB YAJURVEDA

Analisis mantram gayatri dalam Kitab Yajurveda Samhita oleh orang yang berkebangsaan Belanda, R.T.H. Griffith, yang diterjemahkan oleh Dewanto, S.S, pada tahun 2005, dengan penerbitnya Paramita Surabaya.

Adhyaya III (hal 42-43)
1.      Mantra 35 :
Tat savitur varenyam bhargo devasya
dhimahi dhiyo yo nah pracodayāt
Artinya :
Semoga kita memperoleh kemuliaan luar biasa dari dewa Savita Somay dia merangsang pendoa kita
2.      Mantra 37:
Bhūr bhuvah svah suprajāh prajābhih
syām suviro viraih suposah posaih
narya prajām mepāhi sām sya
pasūnene pāh yatharya pikim me
Artinya :
Bumi! Ether! Langit! Semoga saya kaya dalam keturunan manusia, baik dengan kemewahan dalam kekayaan. Ramah pada orang-orang! Apakah engkau melindungi keturunan saya paedah dari pujian! Apakah engkau melindungi ternak saya O yang ditunjuk lindungi makanan yang member makan saya.

Adhyaya III (hal 34)
3.        Mantra 5 :
Bhūr bhuvah svarghauriva bhūmā
prthiviva varimna, tasyāste prthivi
devayajani prsthe’gnim,
annādamannāghāyādathe
Artinya :
Bumi! Bumi! Langit! Seperti sorga dalam kecukupan dan seperti bumi dalam kompas! Di atas punggungMu, bumi tempat pemujaan pada para dewa, untuk memperoleh makanan saya memberikan makanan Agni.

Adhyaya 22 (hal 447)
4.        Mantra 9 :
Tatsaviturvarenyam bhargo devasya
Dhimahi, dhiyo yo nah pracodayāt
Artinya :
Semoga kami mencapai kemuliaan terbaik dari Dewa Savita. Jadi semoga dia menerima doa kami.

Adhyaya XXXVI (hal 647)
5.        Mantra 3:
Bhūr bhuvah svah,
tatsaviturvarenyam bhargo devasya
dhimahi, dhiyo yo nah pracodayāt
Artinya :
Bumi, ruang angkasa, sorga! Semoga kami dapat mencapainya dengan baik dan lain-lain, seperti di dalam III.35

 II.  STUTI DAN STAVA

Analisis Mantra Tri Sandhya dan Kramaning sembah dalam Buku yang berjudul Stuti & Stava (Mantra Para Pandita Hindu di Bali) oleh T. Goudriaan dan C. Hooykaas pada tahun 2004, penerbit Paramita Surabaya.

Mantram Tri Sandhya
Halaman  598:
Oṁ Bhūr bhuvah svah
(Tat) savitur vareṇiyam
Bhargo devasya dhīmahi
Dhiyo yo naḥ pracodayāt.
Artinya:
            Kami bersamadhi (bermeditasi) pada terang (sinar)
Devatā savita yang diinginkan itu,
Yang bisa (boleh kiranya) memajukan ilham – ilham
(inspirasi – inspirasi) kami.

Halaman 202
Papo’ham pāpa karmâham, pāpâtmā pāpa sambhavah
trahi mām pundarīkâksa, sabāliyâbhyantarâśucim
Artinya :
Jahat adanya aku dan jahat adanya perbuatan-perbuatanku
Jahat adanya jiwaku, jahat (adanya) asal-usulku,
Selamatkanlah aku, Ya Dikau Yang Bermata Bunga Teratai

Halaman 298:
  1. Om Ksamasva mām Mahādeva, sarva prāni hitamkara
Mām muñca sarva pāpebhyah, pālayasva sadā śiva
  1. Papo’ham pāpa karmâham, pāpâtmā pāpa sambhavah
trahi mām sarva pāpebhyah, kena cin mama rakșatu
  1. Ksāntvyah kayiko dosah , sāntvya vāciko ṁama
Sāntvyo mānaso doṣas , tat pramādāt kṣamasva māṃ
Artinya:
1.   Berikan pengampunan kepadaku, Ya Dewata yang Agung Dikau Yang adalah sebab musabab kebaikan atas semua mahluk
Bebaskanlah aku dar semua kejahatan,
Berikan perlindungan, Ya Sang Hyang Siva yang Abadi /Kekal.
2.  Jahat aku adanya dan jahat adanya perbuatan/ tindakanku, jahat adanya diriku, jahat asal – usulku;
Selamatkanlah aku dari semua kejahatan,
Dikau seharusnya melindungiku dengan semua cara.
3.      Dosa tubuh harusnya/ akan diampuni,
Dosanya kata- kata/ percakapanku harusnya diampuni
Dosanya pikiran harusnya diampuni,
Ini sudah disebabkan oleh kelalaian/ kealpaan, ampunilah aku.

Halaman 336:
Tvaṁ ṡvas tvaṁ mahā – Devah, īśvarah paramȇśvarāh
Brahmā viṣṇuś ca, puruṣaḥ prakṛtis thā
Artinya :
            Dikau adalah Dewa Siwa, Dikau Deva Mahā – Deva
            Deva Isvara, Penguasa tinggi; Deva Brahma,
            Deva Visnu dan Deva Rudra adalah Roh dan Atma

Mantram Kramaning Sembah
Halaman  34:
Om Ādityasya paramjyoti,
raktateja namo’stute
sveta pankaja madhyastha,
Bhāskarā ya namo’stute
Artinya :
Ya kemegahan yang Agung putra Aditi,
Ya Dikau dengan kilauan yang merah, sembah kehadapan-Mu
Dikau yang berdiri di tengah sekuntum teratai putih,
Sembah kehadapan-Mu, penyebar kesemarakan!

Halaman 66:
Oṁ Anugraha manohara, deva data nugrahaka
arcanaṁ sarva pūjanam, namaḥ sarvâ nugrahaka
Devadevimahā siddhi, Yajñâṅga nirmalâtmaka
Laksmī  siddhiś ca dīrghâyuh, Nirvighna sukha  vṛddhiś ca
Artinya :
Ya, Dikau yang mengembirakan di dalam anugrah-Mu
dengan tanda-tanda anugrah-Mu yang diberikan oleh para Dewa;
pemujaan, semua jenis kebaktian
dan sembah kehadapan-Mu Yang memperlihatkan
segala macam anugrah/kasih
Ya Kekuasaan mujizat yang Agung dari para Deva dan para Devi,
Yang memiliki pegorbanan sebagai raganya dari intisari yang murni,
Keberuntungan, kesempurnaan, umur panjang
dan kemakmuran dalam kebahagiaan yang tidak tergangu 
            (adalah hasil-hasilnya).



Sabtu, 27 September 2014

HASIL REVISI PANCA KRAMANING SEMBAH PAH V



Sembah puyung (tanpa sarana) :
Om ātmà tattvātmā suddha mām svāha
 (Tuhan, Atma atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba)

Sembah dengan sarana bunga putih ditujukan kehadapan Hyang Widhi dalam wujud sebagai Siwa Raditya (Sang Hyang Aditya) :
Om Āditya syā param jyoti
rakta tejo namo’stute
sveta pankaja madhyastha
bhaskarā ya namo'stute
(Tuhan dalam wujud Aditya yang Maha Hebat yang bersinar merah, hormat pada-Mu yang berada di tengah-tengah teratai putih sang pembuat sinar hormat pada-Mu)

Sembah dengan sarana kwangen atau bunga warna-warni ditujukan kehadapan Ista Dewata :
Om nama deva adhi şţhanāya
sarva vyapi vai’Sivā ya
pādmasana eka pratişţha ya
ardhanaresvari ya namo namah
(Tuhan dalam bentuk para dewa yang bersemayam di segala tempat yang berada dimana-mana sesungguhnyalah adalah Siwa duduk di atas teratai adalah yang tunggal yang tidak memiliki sifat, hamba memuja-Mu)

Sembah dengan kwangen atau bunga warna-warni sebagai pemberi anugrah :
Om anugraha mano hara
deva dattā nugrahakam
arcanam sarvā pujanam
namah sarvā nugrahaka
Deva devi maha siddhi
yajñanya nirmalatmaka
laksmí siddhis ca dirghāyuh
nirvighna sukha vrddhis ca
(Tuhan pemberi segala anugerah dalam bentuk pemujaan dan segala puja dan puji hormat pada-Mu pada semua pemberi anugrah

Dewa dan dewi yang maha sakti yang berwujud yadnya yang Maha Suci pemberi kebahagiaan dan kesejateraan panjang umur memberikan kesempurnaan dan kebahagiaan selamanya)


Sembah tanpa sarana :
Om Deva suksma paramā acintya ya nama svāhā
(Ya Tuhan, dalam bentuk para dewa, yang tak terpikirkan yang Maha Tinggi dan gaib, hamba hormat pada-Mu)
 
Om Santih, Santih, Santih Om



Selasa, 23 September 2014

PANCA SEMBAH


MANTRA PANCA SEMBAH (KRAMANING SEMBAH)       

Kramaning Sembah 
Sembahyang dilakukan umat untuk memuja Tuhan. Banyak macam sembahyang, ditinjau dari kapan dilakukannya, dengan cara apa, dengan sarana apa dan di mana serta dengan siapa melakukannya. Kemantapan hati dalam melakukan sembahyang, membantu komunikasi yang lancar dan pemuasan rohani yang tiada terhingga. Kemantapan hati itu hanya dapat kita peroleh apabila kita yakin bahwa cara sembahyang kita memang benar adanya, tahu makna yang terkandung dari setiap langkah dan cara.
Berikut ini adalah pedoman sembahyang yang telah ditetapkan oleh Mahasabha Parisada Hindu Dharma ke VI.
Persiapan sembahyang 
Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir pula ialah sarana penunjang sembahyang seperti pakaian, bunga dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut:
1. Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Demikian pula persiapan sarana penunjang sembahyang seperti pakaian, bunga dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut: 
a)     Asuci laksana 
Pertama-tama orang membersihkan badan dengan mandi. Kebersihan badan dan kesejukan lahir mempengaruhi ketenangan hati 
b)     Pakaian 
Pakaian waktu sembahyang supaya diusahakan pakaian yang bersih serta tidak mengganggu ketenangan pikiran. Pakaian yang ketat atau longgar, warna yang menyolok hendaknya dihindari. Pakaian harus disesuaikan dengan dresta setempat, supaya tidak menarik perhatian orang. 
c)     Bunga dan kewangen 
Bunga dan kawangen adalah lambang kesucian, supaya diusahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kawangen dapat diganti dengan bunga. 
d)     Dupa
Apinya dupa adalah simbul Sang Hyang Agni, saksi dan pengantar sembah kita kepada Sang Hyang Widhi. Setiap yadnya dan pemujaan tidak luput dari penggunaan api. Hendaknya dupa ditaruh sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan teman-teman kita di sekitar kita. Selesai persembahyangan sebaiknya dupa dipadamkan dan dibuang. 
e)     Tempat Duduk 
Tempat duduk hendaknya diusahakan tempat duduk yang tidak mengganggu ketenangan untuk sembahyang. Arah duduk ialah menghadap pelinggih. Setelah persembahyangan selesai usahakan berdiri dengan rapi dan sopan sehingga tidak mengganggu orang yang masih duduk sembahyang. Jika mungkin agar mempergunakan alas duduk seperti tikar dan sebagainya 
f)      Sikap duduk 
Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan tempat dan keadaan serta tidak mengganggu ketenangan hati. Sikap duduk yang baik untuk pria ialah sikap padmasana yaitu sikap duduk bersila dan badan tegak lurus. Sikap duduk bagi wanita ialah sikap bajrasana yaitu sikap duduk bersimpuh dengan dua tumit kaki diduduki. Dengan sikap ini badan menjadi tegak lurus. Kedua sikap ini sangat baik untuk menenangkan pikiran. 
g)     Sikap tangan 
Sikap tangan yang baik pada waktu sembahyang ialah cakup ing kara kalih yaitu kedua telapak tangan dikatupkan diletakkan di depan ubun-ubun. Bunga atau kawangen dijepit pada ujung jari.
Urutan-urutan sembah 
Urutan-urutan sembah baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku adalah seperti berikut ini:
Urutan-urutan sembah baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku adalah seperti di bawah ini: 

Sembah puyung (tanpa sarana) :
Om àtmà tattvàtmà sùddha màm svàha

Sembah dengan sarana bunga putih ditujukan kehadapan Hyang Widhi dalam wujud sebagai Siwa Raditya (Sang Hyang Aditya) :
Om Aditya syà param jyoti
rakta tejo namo’stute
sveta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo’stute

Sembah dengan sarana kwangen atau bunga warna-warni ditujukan kehadapan Ista Dewata :
Om nama deva adhisthanàya
sarva vyapi vai sivàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanaresvaryai namo namah

Sembah dengan kwangen atau bunga warna-warni sebagai pemberi anugrah :
Om anugraha manoharam
deva dattà nugrahaka
arcanam sarvà pùjanam
namah sarvà nugrahaka
Deva devi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisca dirghàyuh
nirvighna sukha vrddhisca

Sembah tanpa sarana :
Om Deva suksma paramà acintyà ya nama svàha.
Om Santih, Santih, Santih Om

1.                     Terjemahan I
·      Sembah tangan kosong:
Om, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah diri hamba

·     Sembah dengan bunga putih :
Om, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat, Engkau bersinar merah, hamba memuja-Mu, engkau berada di tengah-tengah teratai putih, hormat pada-Mu pembuat sinar

·      Sembah dengan menggunakan kwangen/bunga warna-warni :
Om, kepada Dewa  yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada dimana-mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanareswari hamba menghormat

·      Sembah dengan menggunakan kwangen/bunga warna-warni sebagai pemberi anugrah:
Om, engkau yang menarik hati, pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewa, pujaan semua pujaan, hormat pada-Mu, pemberi semua anugrah,
Om, kemahasidhian Dewa dan Dewi, berwujud yadnya, pribadi suci, kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan

·      Sembah tanpa sarana :
Om, hormat dan terima kasih pada-Mu yang tak terpikirkan yang maha tinggi dan maha gaib

Om Damai, Damai, Damai Om

Sumber :      Wenten, I Made. 1996. Doa Utama Sehari-Hari Agama Hindu. Singaraja: Toko Buku Indra Jaya
Pasek Swastika, Drs. I Ketut. 2008. Puja Tri Sandhya Panca Sembah Arti dan Makna Bunga, Api, Air, Kwangen, Canangsari. Denpasar : CV. Kayumas Agung 

2.                     Terjemahan II
·      Sembah puyung :
Hyang Widhi yang merupakan atma dari paramatma, sucikanlah dan tenangkanlah hamba

·      Sembah kehadapan Sang Hyang Widhi, Bhatara Surya atau Surya Raditya :
Hyang Widhi Wasa, hamba memuja engkau dalam perwujudan sinar bagaikan surya, yang paling bersinar diantara yang bersinar, merah cemerlang berkilauan cahayamu. Engkau bersemayam di tengah-tengah bagaikan teratai putih. Engkaulah baskara sumber cahaya yang maha suci

·      Sembah kehadapan Ida Bhatara Ista Dewata :

Hyang Widhi, hamba memuja-Mu sebagai dewa sumber sinar yang bersingasana paling utama, hamba memujamu sebagai Siwa penguasa semua makhluk, hamba memuja-Mu sebagai satu-satunya penegak segala yang bersemayam di padmasana. Hamba memuja-Mu sebagai Siwa Raditya dan juga sebagai Ardanareswari

·      Sembah kehadapan Sang Hyang Widhi sebagai pemberi anugerah :
Tuhan, Engkau yang menarik hati, pemberi anugrah, pemberian para Dewa, kami memuja semuanya dan hormat kepada semua pemberi anugrah.
·      Sembah puyung :
Bertambah dalam usia, dalam kemasyuran, kepandaian, kegembiraan, dalam Dharma dan keturunan, tujuh kebahagiaan semoga menjadi bagianmu

Sumber :  Pasek Gunawan, I Ketut. 2013. Veda 3 (Pujastawa). Singaraja : TP
                Wiratmadja, IG.K.Adia. 2002. Nitya karma Puja. Denpasar : CV Kayumas Agung

3.                     Terjemahan III
·      Sembah puyung
Oh keseluruhan yang lengkap, atma, atmanya kehidupan ini bersihkan dan sucikan diri hamba.

·      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya
Oh keseluruhan yang lengkap, sinar Surya yang maha hebat, hormat padaMU, yang berada ditengah-tengah teratai putih, hormatku padaMU wahai pembuat sinar.

·      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Istadevata pada hari dan tempat persembahyangan
Oh keseluruhan yang lengkap, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Hyang Siwa yang sesungguhnya berada dimana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai, hamba memuja-MU.

·      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai pemberi anugrah
Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, yang memberikan anugrah dan menarik hati, anugrah dari dewata yang agung puja semua pujaan. Hormat padaMU wahai pemberi anugrah. Dewa dan dewi yang selalu berhasil, berbadan yadnya, suci, panjang umur, dan bahagia tanpa halangan.

·      Sembah puyung
Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, hormat kepada-Mu wahai dewata yang maha gaib dn tak terlukiskan

DRAFT KU