PROSES TERCIPTANYA BHUANA AGUNG
Bhuana Agung adalah alam raya, alam semesta, jagat raya,
alam besar, Brahmanda, dan disebut juga makrokosmos. Pada saat alam ini “ada”
disebut masa “Srsti” atau “Brahmadiwa” (siang hari Brahma).
Sedangkan saat alam semesta ini meniada atau melebur disebut masa “Pralaya” atau ”Brahmanakta” (malam hari Brahma).
Menurut ajaran Agama Hindu, sebelum diciptakan alam semesta
ini tidak ada apa-apa. Sebelum alam semesta diciptakan hanya Ida Sang Hyang
Widhi yang ada, Maha Esa tiada duanya. Pada mulanya hanya ada Tuhan yang
disebut Paramasiwa atau Nirguna Brahma menjadikan diri-Nya Sada Siwa ( Saguna Brahma ) yang
berwujud Purusa dan Pradhana. Prosesnya dimulai dari yang
paling halus atau gaib kemudian menjadi lebih kasar atau nyata. Disebutkan ada
12 tahapan dengan istilah “Tattwa
rwawelas” yakni Bhatara Siwa (Rudra), Sang Purusa (Brahman) dan Awyakta
(Wisnu), Budhi, Ahamkara, Panca Tanmatra, Manah, Akasa, Bayu, Agni, Apah, dan Perthiwi.
Bhatara Siwa yang disebut juga dengan Rudra yaitu Tuhan Yang Maha Tunggal
merupakan asal mula dari alam semesta ini. Dari Bhatara Siwa muncullah Sang
Purusa (Brahma) yang merupakan benih kehidupan. Beliau bersifat abadi (nitya),
tidak dapat ditangkap oleh indriya, dan tidak dapat dibayangkan. Berawal dari
kekuatan tapa-Nya, terciptalah dua kekuatan yang disebut Purusa dan Pradhana. Purusa
adalah unsur dasar kejiwaan atau rohani, sedangkan Pradhana atau Prakerti
adalah unsur dasar kebendaan atau jasmani. Dari unsur Pradhana ini lahirlah
Triguna yaitu; Sattwam, Rajas, dan Tamas. Sattwam adalah unsur yang bersifat
terang dan tenang. Rajas unsur yang memiliki sifat dasar dinamis dan aktif.
Sedangkan Tamas adalah unsur yang memiliki sifat dasar gelap dan berat. Pada
mulanya unsur sattwam yang mendominasi maka lahirlah yang disebut “Mahat” yang berarti Maha Agung. Dari Mahat terciptalah
alam “Citta” yang didalamnya terdiri dari tiga unsur yaitu Budhi,
Manah dan Ahamkara yang tercipta secara berurutan. Budhi adalah unsur kejiwaan
tertinggi yang bersifat sattwam sehingga setiap keputusannya bersifat bijaksana.. Selanjutnya muncul Manah yang
merupakan akal dan pikiran, kemudian Ahamkara yaitu benih kejiwaan
individual yang bersifat rajas. Evolusi
berikutnya dengan pengaruh Triguna yang tidak seimbang terciptalah Dasendriya. Berikut ini
bagian-bagian dari Dasendriya yaitu :
1. Panca Budhindriya terdiri dari:
a. Srotendriya (Indria Pendengar )
b. Twakindriya (Indria Perasa )
c. Caksuindriya (Indria Penglihatan )
d. Jihwendriya (Indria Pengecap )
e. Granendriya (Indria Pencium )
2. Panca Karmendriya terdiri dari:
a. Garbhendriya Indria Penggerak Perut
)
b. Panindriya ( Indria Penggerak Tangan
)
c. Padendriya (Indria Penggerak Kaki )
d. Payundriya ( Indria Penggerak
Pelepasan)
e. Upasthendriya atau Bhagendriya (
Indria penggerak kelamin)
Setelah
Dasendriya, maka muncullah Panca Tanmatra yaitu lima unsur zat yang bersifat halus. Panca
Tanmatra terdiri dari :
a. Sabda Tanmatra ( sari suara )
b. Sparsa Tanmatra ( sari rabaan )
c. Rupa Tanmatra ( sari warna )
d. Rasa Tanmatra ( sari rasa )
e. Ganda Tanmatra ( sari bau )
Dari
unsur-unsur Panca Tanmatra inilah muncul Panca Maha Bhuta yaitu lima macam unsur zat alam
yang bersifat lebih kasar dari Panca Tan Matra yang terdiri dari :
a. Akasa ( ether atau ruang )
b. Wayu ( hawa atau udara )
c. Teja ( api )
d. Apah ( zat cair )
e. Perthiwi ( zat padat )
Panca
Maha Bhuta berevolusi serta menyempurnakan bentuknya dan terciptalah
Brahmanda-Brahmanda yang salah satunya adalah Bumi. Bumi sebagai tempat makhluk
hidup keberadaannya berlapis-lapis.
Lapisan menuju ruang jagat raya disebut “Sapta Loka” yang terdiri dari:
a) Bhur Loka ( alam manusia )
b) Bhuwah Loka ( alam pitra )
c) Swah Loka ( alam dewa )
d) Maha Loka
e) Jana Loka
f) Tapa Loka
g) Satya Loka (ruang vakum = Nirgunan
Brahman)
Lapisan
menuju inti Bumi atau “Kalagni Rudra” disebut “Sapta Patala” yang terdiri dari:
a). Patala (kulit
bumi)
b). Watala
c). Nitala
d). Mahatala
e). Sutala
f). Tala-tala
g). Rasa-tala
Setelah lapisan
Rasatala menuju Kalagni Rudra masih terdapat satu lapisan lagi yang disebut
dengan “Balagadarba Maha Naraka”
yaitu ruang perantara di dalam bumi menuju Kalagni Rudra (ruang inti bumi) yang
memiliki suhu panas sangat dahsyat.
Demikian Agama Hindu menjelaskan tentang asal mula
terjadinya unsur-unsur Bhuana Agung yang pada mulanya bersifat sangat halus.
Pada masa “Srsti” dievolusi oleh Tuhan sehingga menjadi mengeras, dan pada
saat “Pralaya” nanti diolah lagi oleh Tuhan untuk dikembalikan pada
sifat yang sangat halus itu melalui hukum-Nya yang disebut dengan “Rta”.
PROSES
TERCIPTANYA BHUANA ALIT
Bhuana Alit adalah alam kecil, dunia kecil, disebut juga mikrokosmos
(isi dari alam semesta), seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan yang
lainnya. Setelah Ida Sang Hyang Widhi Wasa menciptakan alam semesta (Bhuana
Agung) maka berkehendaklah Beliau menciptakan isinya seperti manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan yang lainnya. Makhluk hidup diciptakan mulai dari yang terendah
sampai dengan makhluk hidup yang tertinggi. Manusia sebagai makhluk tertinggi
kelahirannya mengalami siklus yang panjang. Mulai dari bayi dalam kandungan
berkat pertemuan antara Kama Petak atau Sukla dan Kama Bang atau Swanita. Kama
Petak atau Sukla adalah sel laki-laki (sperma) yang disimbulkan dengan Sang
Hyang Smara. Kama Bang atau Swanita adalah sel telur wanita (ovum) yang
disimbulkan dengan Dewi Ratih. Dalam Lontar Anggastyaprana, pertemuan Kama Petak
dengan Kama Bang disebut Sang Ajursulang. Sampai akhirnya
pertemuan tersebut membentuk zigot (Sang Hyang Antigajati) dan mengalami
proses pertumbuhan dalam rahim sang ibu yang semakin hari semakin membesar
serta mengubah dirinya sehingga akhirnya membentuk dan lahirlah seorang bayi
“Bhuana Alit”.
Makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
setelah terciptanya alam semesta ini adalah:
- Kelompok Eka Pramana, yaitu makhluk hidup yang memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu. Makhluk hidup ini disebut “Sthawara”, yaitu makhluk hidup yang tidak dapat berpindah-pindah seperti tumbuh-tumbuhan.
Yang tergolong “Sthawara” adalah:
a.
Trana
(bangsa rumput)
b.
Lata
(bangsa tumbuhan menjalar)
c.
Taru (bangsa semak dan pepohonan)
d.
Gulma
(bangsa pohon yang bagian luar pohon bersangkutan berkayu keras dan bagian
dalamnya berongga atau kosong)
e.
Janggama
(bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada pohon yang lain)
- Kelompok Dwi Pramana, yaitu makhluk hidup yang dalam hidupnya memiliki dua kekuatan yakni Bayu dan Sabda. Makhluk hidup ini disebut Satwa atau Sato yaitu bangsa binatang yang pada umumnya bersifat buas, namun diantaranya ada yang bersifat jinak terutama yang mendapat pendekatan secara manusiawi.
Yang
tergolong Satwa atau Sato:
a. Swedaya (bangsa binatang bersel
satu)
b. Andaya (bangsa binatang yang bertelur)
c. Jarayudha (bangsa binatang yang
menyusui)
- Kelompok Tri Pramana, yaitu makhluk hidup yang memiliki tiga kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu, Sabda, dan Idep. Makhluk hidup ini disebut Manusya. Manusya atau manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena telah memiliki pikiran. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna diklasifikasikan sebagai berikut:
a).
Nara
Mega (manusia binatang)
b).
Wamana
(manusia kerdil)
c).
Jatma
(manusia yang paling sempurna)
Jenis-jenis manusia antara lain:
a). Manusia laki-laki (Purusa)
b). Manusia perempuan (Pradana)
c). Manusia banci
Manusia
memiliki unsur-unsur pembentuknya yaitu :
1.
Purusa yaitu Atman sebagai
sumber kehidupan
2.
Pradana terdiri dari :
a. Suksma Sarira, yaitu badan halus
yang berbentuk unsur Citta, Budhi, Manah, Ahamkara, Dasendria, dan Panca
Tanmatra. Bentukan hasil Karma manusia antara Suksma Sarira dengan Stula Sarira
menghasilkan Panca Maya Kosa yaitu lima
lapisan halus badan manusia. Panca Maya Kosa terdiri dari :
1) Annamaya Kosa yaitu badan dari sari
makanan
2) Pranamaya Kosa yaitu badan dari sari
nafas.
3) Manomaya Kosa yaitu badan dari sari
pikiran.
4) Wijnanamaya Kosa yaitu badan dari
sari pengetahuan.
5) Anandamaya Kosa yaitu badan dari
sari kebahagiaan
b. Stula Sarira yang berasal dari unsur
Panca Maha Bhuta. Dari hasil Karma dan konsumsi makanan manusia membentuk Sad
Kosa yaitu enam lapis pembungkus Stula Sarira yang terdiri dari : Asti (tulang),
Odwad (Otot), Sumsum (sumsum), Mamsa (daging), Rudhira (darah),Carma (kulit).
c. Antah Karana Sarira, yaitu badan
penyebab.
Kelahiran manusia sebagai makhluk hidup (Bhuana Alit) merupakan wujud yang
mulia karena semuanya itu bersumber dari Tuhan. Dengan demikian kita hendaknya
mensyukuri dan mengabdikan diri demi kepentingan dharma.
0 komentar:
Posting Komentar