PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
anak manusia yang terlahir ke dunia, untuk dapat mengarungi kehidupannya dengan
wajar, membutuhkan pendidikan. Sederhananya, setiap anak pasti membutuhkan
latihan-latihan tertentu untuk sekedar dapat berjalan, membutuhkan
latihan-latihan tertentu pula untuk dapat mengenali lingkungan tempat
tinggalnya. Seluruh rangkaian latihan-latihan itulah yang disebut pendidikan.
Oleh sebab itulah, pendidikan menjadi sangat penting bagi kehidupan suatu
manusia, terlebih bagi manusia yang hidup di era globalisasi.
Semenjak
awal konsep mengenai pendidikan telah banyak dibicarakan oleh banyak tokoh dan
sekaligus telah diaplikasikan, namun uniknya hingga sekarang, pendidikan masih
menyisakan masalah-masalah yang perlu dikaji ulang secara serius. Uniknya lagi,
pendidikan yang berlangsung di berbagai tempat dalam kurun waktu tertentu
memiliki permasalahan tersendiri. Di negara kita sendiri (Indonesia ) misalnya, kasus KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang bermunculan di berbagai media, pelakunya
ialah “orang-orang terdidik”. Seolah masyarakat telah sepakat untuk meyakini
bahwa fasilitas istimewa dari negara hanya dapat dinikmati oleh mereka yang
dapat mengaksesnya, mereka itulah “orang-orang terdidik”. Dengan demikian
pendidikan yang awalnya memiliki tujuan mulia, kini mulai dipertanyakan ulang.
Seiring
dengan itu, penulis pun hendak melontarkan pertanyaan sederhana: pendidikan
semacam apakah yang dibutuhkan oleh manusia? Setelah direnungkan, ternyata
pertanyaan sesingkat itu akan memicu pembahasan yang tidak sederhana, secarik
makalah semacam ini bukan media yang tepat untuk menjawab pertanyaan sesingkat
itu. Namun penulis tidaklah berkecil hati, mengingat bahwa perjalanan panjang
ribuan mil pasti selalu diawali dengan selangkah demi selangkah. Bila
problematika pendidikan yang, seolah tak terbatas, dianalogikan dengan
perjalanan panjang bermil-mil maka kehadiran makalah ini bagaikan sebuah
langkah kecil di dalamnya. Lebih lanjut, dalam pemaparan makalah singkat ini
penulis hendak menghadirkan sebuah gagasan pendidikan dari tokoh pergerakan
kemerdekaan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1.2.1 Siapa
saja tokoh-tokoh pendidikan Agama Hindu?
1.2.2 Bagaimana uraian singkat mengenai pendidikan
menurut tokoh-
tokoh pendidikan Agama Hindu tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut:
1.3.1
Untuk mengetahui tokoh-tokoh pendidikan Agama
Hindu.
1.3.2 Untuk
mengetahui uraian singkat mengenai pendidikan menurut tokoh-tokoh pendidikan
Agama Hindu tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang didapat dari karya ilmiah
ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Sebagai
bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang tokoh-tokoh
pendidikan Agama Hindu.
1.4.2 Dapat
digunakan sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk bisa mengetahui uraian singkat
mengenai pendidikan menurut tokoh-tokoh pendidikan Agama Hindu tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Menurut Mahatma Gandhi
Menyebut nama Gandhi, artinya
kita sedang menyebut sesosok pribadi sederhana dan unik. Sepak terjangnya memang tidak dapat
dipisahkan dari tempat kelahirannya, yakni India . Lahir (2 Oktober 1869 di
Porbandar) dan matinya (30 Januari 1948 di New Delhi ) untuk sesuatu yang dicintainya. Gandhi adalah salah seorang yang
paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India , seorang aktivis yang tidak
mau menggunakan kekerasan (Ahimsa), yang mengusung gerakan kemerdekaan
melalui aksi demonstrasi damai.
Sebagian
sejarawan mencatat bahwa dari sekian banyak kisah perjuangan dan revolusi,
hampir sebagian besarnya merupakan aksi massa .
Suatu aksi yang melibatkan kumpulan massa
dalam satu tindakan fisik sebagai bargaining position dengan pihak
lawan. Sebagian besarnya adalah aksi-aksi massa
yang turun ke jalan sebagai bentuk show of force dalam suatu tahapan
perjuangan. Namun berbeda dengan konsep perjuangan yang digagas oleh Gandhi.
Ide-ide gagasannya merupakan semacam seruan tentang Ahimsa
(nir-kekerasan), Satyagraha (keteguhan berpegang pada kebenaran) dan Swadeshi
(gerakan cinta produksi dalam negeri). Seruan-seruan demikian bisa dikatakan
sangat jauh dengan konsep perjuangan aksi massa
sebagaimana lazimnya. Memang bagi banyak orang, gagasan semacam itu justru
tidak populis dan tidak sesuai dengan tujuan perjuangan yaitu tercapainya swaraj
(kemerdekaan).
Memulai perjuangannya semenjak persentuhannya dengan
rakyat India di Afrika Selatan, secara perlahan Gandhi mengokohkan diri sebagai
salah satu tokoh perjuangan India
yang cukup besar. Begitupun saat dia telah kembali tinggal di India . Mulai penolakannya terhadap
serangkaian UU ataupun RUU buatan Inggris yang merugikan dan bahkan menindas
warga India .
Tahun 1920, tercatat bahwa ketokohan Gandhi di bidang politik sangat dominan. Berbagai
pembaruan dilakukannya antara lain mengubah Kongres Nasional India (India National Congress) yang tadinya
sebuah partai kaum elit dan eksklusif kini menjadi partai massa . Dukungan pada Gandhi dalam wadah ini
mengakar sampai ke pelosok desa dan seluruh penjuru perkotaan India . Gandhi meyakini bahwa metode
yang diterapkan dalam perjuangannya terkait erat dengan tujuan yang ingin
dicapai, yakni Swaraj (kemerdekaan), Tujuan bersama seluruh masyarakat
India tersebut, dalam hal ini mengandung makna sebagai truth
(kebenaran), yaitu suatu kebenaran obyektif, kebenaran kolektif yang akan
dicapai sebagai cita-cita bersama. Hal ini tentu tidak akan pernah terwujud dan
tercapai melalui metode-metode yang senyatanya bertentangan dengan semangat truth
tersebut, yaitu perpecahan antara umat Hindu dan umat Islam sebagai sesama waga
India
yang terikat dalam satu kesatuan bangsa. Perpecahan ini dimaknai Gandhi sebagai
bentuk non-truth (ketidakbenaran) yang tentu saja bertentangan samangat truth
dalam swaraj, yang secara otomatis membuat swaraj sebagai
cita-cita bersama tidak akan pernah terwujud.
Suatu
kehidupan yang tidak mempunyai akar, yang tidak memiliki latar belakang
mendalam, adalah suatu kehidupan yang dangkal. Begitulah kehidupan Gandhi yang
berakar dalam tradisi Hindhu yang amat mementingkan pencarian kebenaran secara
sungguh-sungguh, menghormati kehidupan, bercita-cita membebaskan diri dari
cengkeraman hawa nafsu untuk mencapai moksa (pencerahan). Sepanjang
hidup, Gandhi senantiasa berjuang sekuat jiwa-raganya untuk mewujudkan
nilai-nilai kebenaran yang yakininya. Gandhi menambahkan bahwa semua kegiatan
yang dilakukannya bersumber pada cinta kasihnya yang kekal kepada kemanusiaan.
Gandhi tidak mengenal perbedaan antara kaum keluarga dan orang luar, orang
sebangsa dan orang asing, berkulit putih maupun berwarna. Lebih lanjut menurut
keyakinannya, semua anak manusia bersaudara dan janganlah manusia yang satu
merasa asing dengan lainnya. Kebahagiaan semua manusia ialah tujuan hidupnya,
juga menjadi tujuan hidup semua manusia.
Gandhi
menyampaikan bahwa yang dimaksudkan dengan pendidikan ialah menampilkan
sifat-sifat terbaik secara menyeluruh yang ada dalam kepribadian seseorang anak
atau manusia yaitu tubuh, akal, dan jiwa. Kepandaian membaca dan menulis bukan
merupakan tujuan akhir, bahkan bukan juga tujuan awal dari pendidikan. Kepandaian membaca dan menulis, bukan
merupakan pendidikan. Maka bila pendidikan seorang anak dinilai dengan mengajar
suatu cabang kerajinan tangan dan memungkinkan murid itu menghasilkan barang
dari saat awal pendidikannya.
Sebagai tokoh pergerakan nasional India saat itu, Gandhi menekankan
bahwa setiap manusia harus mandiri. Selanjutnya Gandhi menegaskan bahwa pendidikan yang sempurna ialah pendidikan yang
mampu membangkitkan sifat-sifat diri kita sendiri yang terbaik. Pernyataan
tersebut tampak sangat serasi bila disandingkan dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 yang menurutkan bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Konsep ahimsa (anti kekerasan) yang dijadikan
sebagai metode utama dalam perjuangan Gandhi misalnya, tidak dilakukan atas
dasar ketidakberdayaan melainkan sebuah keputusan sadar bahwa kekerasan tidak
bisa dilawan dengan kekerasan. Keputusan untuk menempuh jalan damai semacam itu
bukan suatu keputusan yang mudah sebab harus dibarengi dengan cara-cara cerdas,
terutama bila bahaya kekerasan sedang mengancam diri sendiri.
Selain itu setiap lembaga pendidikan pun diupayakan untuk
melakukan swasembada alias tidak menggantungkan diri pada pemerintah.
Hal tersebut bertujuan supaya kegiatan pendidikan tidak diintervensi oleh
pemerintah, sekaligus akan leluasa bila melakukan kritik terhadap pemerintah.
Lembaga pendididkan pun berkewajiban mendidik serta menyediakan fasilitas bagi
siswa-siswinya supaya menjadi ahli-ahli tertentu sesuai bakat alamiahnya.
Dengan demikian kahlian mereka dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan
umum, bukan malah sebaliknya. Mengenai biaya pendidikan, Gandhi mengusulkan
supaya biayanya ditanggung bersama (oleh lembaga dan siswa-siswinya) secara
adil dan merata.
Memanusiakan manusia, bagi Gandhi, tidak cukup hanya
dengan mengoptimalisasi daya nalarnya sebab tanpa akal budinya manusia menjadi
bukan manusia. Pengetahuan diperoleh manusia melalui pencerapan terhadap sebuah
pengalaman ataupun dengan sebuah realita dalam kehidupan. Pengetahuan adalah
hasil aktivitas tertentu, namun pendidikan yang baik juga harus dibarengai
dengan sikap mental yang baik alias bermoral.
Dr. David Frawley adalah salah satu dari sedikit orang Barat yang pernah
diakui di India sebagai Vedacharya atau guru dari kebijaksanaan kuno. Pada
tahun 1991 di bawah naungan guru besar India, Avadhuta Shastri, ia diangkat
Vamadeva Shastri, setelah Vamadeva Rishi Veda yang besar. Pada tahun 1995 ia
diberi gelar Pandit bersama dengan penghargaan Vishwanathji Brahmacari di
Mumbai untuk pengetahuan tentang ajaran Weda. Selama bertahun-tahun Vamadeva
telah menerima banyak penghargaan dan kehormatan untuk karyanya dari seluruh
India. Beliau membawa banyak
cara Veda khusus pengetahuan (vidyas), yang ditempuhnya pada siswa di India
dan di Barat. Pengetahuan yang luas berakar pada pengaruh kehidupan intuitif
dan masa lalu, karena lebih daripada yang dapat diperoleh dalam pengalaman
hidup tunggal, meskipun beliau telah mempelajari teks tradisional dan dengan banyak guru. Di India, Vamadeva diakui tidak hanya sebagai Vedacharya (guru Weda),
tetapi juga sebagai Puranic Vaidya (dokter Ayurvedic), Jyotishi (astrolog
Veda), (sejarawan Weda) dan Yogi, sebuah prestasi langka bagi seorang Amerika
yang lahir di Wisconsin. Dia sekarang menjadi dosen tamu untuk Vivekananda Yoga
Kendra di Bangalore, India, pemerintah dianggap disetujui universitas untuk
yoga dan studi Weda dan juga guru dengan Sringeri Shankaracharya Math, yang
paling sentral dari pusat Vedanta tradisional di India.
Vamadeva melihat perannya sebagai membantu untuk
menghidupkan kembali pengetahuan Veda pendekatan interdisipliner untuk usia
planet. Dia melihat dirinya sebagai guru dan penerjemah untuk membantu
memberdayakan orang untuk menggunakan sistem Veda untuk meningkatkan kehidupan
mereka. Dia melihat kebijaksanaan Veda sebagai alat untuk pembebasan roh, bukan
sebagai dogma yang mengikat orang atau untuk mengambil alih kekuasaan atas
mereka. Pengetahuan Veda merupakan sarana berkomunikasi dengan alam sadar dan
belajar untuk mewujudkan dalam kehidupan kita sendiri dan persepsi. Meskipun Vamadeva telah bekerja di bidang yang berbeda, yang dapat sulit
dan menakutkan, ia telah berupaya untuk mendekati masing-masing dengan banyak
kekhususan dan presisi.
2.3 Pendidikan Menurut Adi
Shankaracarya
Seorang cendekiawan atau penulis
Hindu ternama pernah berkata tentang Adi Shankara-Acharya : "Beliau adalah
bintang paling cemerlang di langit Sanatana Dharma". Itu karena karya
Beliau yang sangat menakjubkan dalam sejarah hidupnya yang singkat (meninggal
pada usia 30-an tahun). Saat beliau lahir, hampir seluruh India telah beragama Buddha. Adi
Sankara, seorang Brahmana remaja dengan kecerdasan yang istimewa, menuntaskan
pendidikan Vedanya, pada pertengahan usia belasan tahun, dan diminta oleh Guru
Beliau untuk berkelana membabarkan Dharma.
Beliau melaksanakannya, dengan
mengunjungi para pemuka agama, baik Hindu maupun Buddha, untuk mengundang para
arif bijaksana tersebut dalam debat Dharma. Dengan perjanjian, bahwa yang kalah
akan menjadi murid sang pemenang. Demikianlah, Beliau memulai perjalanan yang
berlangsung selama belasan tahun, yang disebut Digvajaya. Perjalanan yang penuh
dengan kejayaan.
Saat
Beliau berpulang di usia sangat muda, Beliau telah mengembalikan putra-putri India
kepangkuan Sanatana Dharma. Wajah masyarakat Hindu kembali penuh kecermelangan,
karena Tuhan telah mengkaruniai seorang Adi Shankaracarya di dunia ini.
2.4 Pendidikan Menurut I Ketut
Bangbang Gde Rawi
Beliau adalah pelopor kalender Bali . Berkat jasa Beliau, setiap keluarga Hindu Bali di
perantauan bisa tetap mengikuti hari-hari suci, yang ditetapkan berdasarkan
kalender Jawa - Bali . Kalender Jawa - Bali di tetapkan bersadarkan wewaran (dari ekawara sampai
sapta wara). Di Jawa, saat ini yang tetap terkenal adalah Pancawara : Legi
(umanis), Pahing (Paing), Pon, Wage, Kliwon. Di Bali, Saptawara juga sangat
dikenal (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wrhaspati, Sukra, Saniscara).
Diterjemahkan ke kalender internasional : Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Jumat, Sabtu.
Saat ini, berbagai penulis kalender Bali , telah mengikuti jejak Beliau. Bapak I Ketut
Bangbang Gde Rawi, adalah sang pelopor. Kecintaannya pada sistem kalender Bali , telah mempermudah kehidupan beragama umat Hindu
Bali di perantauan. Wajah beliau menghiasi kalender Bali, yang terpampang di
ruang keluarga, mulai dari rumah petani di desa, di kaki gunung Batur, sampai
di rumah guru gamelan Bali di Washington
DC .
2.5 Pendidikan Menurut Swami
Chinmayananda
Swami Chinmayananda, putra seorang
pengacara di India ,
di masa penjajahan Inggris. Saat kecil beliau bertumbuh sebagai anak yang
religius dan rajin sembahyang. Saat dewasa, sebagai wartawan muda, beliau
terlibat dalam gerakan anti penjajahan sehingga di penjara. Hampir meninggal
dalam penjara, tetapi beliau dikeluarkan, dan diselamatkan jiwanya oleh seorang
Ibu kaya, yang putranya mirip dengan wajah beliau.
Beliau melanjutkan karir sebagai
wartawan, dan sempat mengalami keguncangan rohani, bahkan sempat mengalami
tidak peduli dengan Tuhan. Sampai akhirnya Beliau bertemu Swami Sivananda, dan
terdorong untuk kembali ke pangkuan Sanatana Dharma. Beliau akhirnya memutuskan
untuk menjadi Brahmacari dan belajar Weda dari seorang Rsi yang tinggal di
sebuah gubug kecil di Himalaya . Setelah lulus
dalam pendidikannya, beliau baru menyadari bahwa umat Hindu pada umumnya buta
akan pengetahuan agamanya sendiri.
Beliau lalu memohon kepada Gurunya
(Swami Tapovan), untuk mengajarkan Weda kepada masyarakat awam, dalam bahasa
awam. Permohonan beliau pada mulanya ditolak oleh Gurunya, dengan alasan bahwa
Weda hanya diajarkan kepada mereka yang mencari Weda. Kini, berkat jasa beliau,
pelajaran-pelajaran Agama Hindu tersedia di berbagai Chinmaya Centre di
berbagai penjuru dunia. Para sukarelawan telah
meneruskan jejak beliau, dan berkarya dengan cara menerjemahkan kitab-kitab
suci Hindu (terutama Upanisad dan Bhagavadgita) ke dalam berbagai buku.
2.6 Pendidikan Menurut Putu Setia
Di masa mudanya, Beliau adalah wartawan muda berbakat yang
berkarya di Majalah Tempo. Kecintaan dan kesetiaannya pada umat Hindu, membuat beliau
mencurahkan bakat dan karya Beliau dalam bidang Jurnalisme tentang Hindu
Indonesia.
Perspektif beliau yang luas dan kebijaksanaan yang beliau
peroleh dari banyaknya membaca sejarah, membuat Beliau menolak apabila Hindu hanya
dikemas dengan kemasan Kultur Bali. Meskipun beliau adalah putra Bali sejati,
namun kearifan beliau telah menyadarkan banyak putra-putri Bali
lainnya, bahwa Agama Hindu di Nusantara adalah majemuk. Beliau berkeyakinan
bahwa para putra-putri Bali tidak selayaknya terlalu memaksakan ritual Bali , bagi penganut Agama Hindu dari suku budaya yg
berbeda.
Beliau
saat ini adalah pemimpin spiritual dalam denominasi Hindu Waisnawa, atau lebih
tepatnya dalam sub-denominasi SWAMINARAYAN. Meskipun kelahiran India , namun
Beliau benar-benar tokoh Hindu Internasional, yang memberikan kebanggaan luar
biasa bagi umat Hindu di London. Pura Swaminarayan di London, adalah salah satu
keajaiban kota London ,
dan salah satu kebanggaan kota London . Beliau juga mendirikan pura yang
serupa, di Toronto-Canada, yang peresmiannya dihadiri oleh Perdana Menteri Canada . Beliau
adalah pembangun pura modern yang luar biasa. Antara lain, pura modern terbesar
di New Delhi ,
yang bernama Akshardam Mandir.
Pramukh Swami Maharaj adalah penerus spiritual kelima Bhagwan Swaminarayan
dan pemimpin sekarang Bochasanwasi Shri Akshar Purushottam Swaminarayan Sanstha.
Dia memimpin kehidupan yang keras selibat seumur hidup, tanpa kekayaan pribadi
atau kenyamanan. Mewakili esensi dari agama Hindu, belas kasih-Nya bagi
manusia, kearifan universal dan kesederhanaan yang mencolok telah menyentuh
banyak pemimpin dunia agama dan nasional. Tapi yang paling penting adalah
tenang, cinta terganggu bagi Allah yang naik melampaui semua batas bangsa, ras
dan agama. Bahkan setelah
menciptakan sebuah kerajaan spiritual internasional ratusan mandirs, ribuan
pusat dan lebih dari satu juta pengikut, Anda akan selalu menemukan Swamiji
asyik dalam doa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
3.1.1 Mahatma
Gandhi lahir di Gujarat , India
pada tanggal 2 Oktober 1869 sebagai sosok pemimpin yang spiritual dan politikus
dari India .
Nama asli beliau adalah Mohandas Karamchand Gandhi. Beliau terkenal dengan
ajarannya yaitu Ahimsa (tanpa kekerasan).
3.1.2 David Frawley adalah salah satu dari orang
Barat yang
pernah diakui di India
sebagai Vedacharya atau guru dari kebijaksanaan kuno. Pada tahun 1995 diberi gelar Pandit bersama dengan
penghargaan Vishwanathji Brahmacari di Mumbai untuk pengetahuan tentang ajaran Weda.
3.1.3 Adi
Shankaracarya adalah bintang paling cemerlang di langit
Sanatana Dharma, karena karya Beliau yang sangat menakjubkan dalam sejarah
hidupnya yang singkat. Beliau pernah
diminta oleh Guru beliau untuk berkelana membabarkan Dharma.
3.1.4 I Ketut
Bangbang Gde Rawi adalah pelopor kalender Bali .
Berkat jasa Beliau, setiap keluarga Hindu bali di perantauan bisa tetap
mengikuti hari-hari suci, yang ditetapkan berdasarkan kalender Jawa - Bali .
3.1.5 Swami
Chinmayananda adalah putra seorang pengacara di India , yang melanjutkan karir
sebagai wartawan, dan sempat mengalami keguncangan rohani, bahkan sempat
mengalami tidak peduli dengan Tuhan.
3.1.6 Putu
Setia adalah wartawan muda berbakat yang berkarya di Majalah Tempo. Kecintaan
dan kesetiaannya pada umat Hindu, membuat beliau mencurahkan bakat dan karya
Beliau dalam bidang Jurnalisme tentang Hindu Indonesia.
3.1.7 Pramukh Swami
Maharaj adalah pemimpin spiritual dalam denominasi Hindu
Waisnawa, atau lebih tepatnya dalam sub-denominasi SWAMINARAYAN. Meskipun
kelahiran India ,
namun Beliau benar-benar tokoh Hindu Internasional, yang memberikan kebanggaan
luar biasa bagi umat Hindu di London.
3.2 Saran
3.2.1 Diharapkan agar masyarakat dapat memahami
maksud dari makalah ini dan bisa menambah pengetahuan tentang tokoh-tokoh
pendidikan Agama Hindu.
3.2.2 Diharapkan
masyarakat dapat mengetahui uraian singkat mengenai pendidikan menurut
tokoh-tokoh pendidikan Agama Hindu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sadulloh, Uyoh. 2011. Pengantar
Filsafat pendidikan. Bandung: CV Alfa Beta
Suhartono, Suparlan. 2006. Filsafat
Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
0 komentar:
Posting Komentar